Ganti kelamin! Beginilah manusia yang tak pernah puas dengan kodratnya. Selalu saja menentang dan menantang kehendal Tuhan. Di jaman sekarang ini yang mungkin sudah memasuki jaman edan, tak terhitung manusia yang berganti kelamin.
"Mereka memiliki 1001 alasan untuk mengambil jalan nekat dengan melakukan operasi ganti kelamin.
Teknologi ilmu kedokteran memang sudah semakin canggih. Tak ada ayang tak mungkin bagi para ilmuwan medis" ujar
Alvi Hadi Sugondo
Temuan demi temuan alat kesehatan, obat-obatan hingga inovasi paling ekstrim, kini sudah tak lagi aneh.Semua bisa dilakukan asal uang bicara.
Operasi ganti kelamin adalah contoh nyata, betapa teknologi medis sungguh sakti manderaguna. Mengubah wanita jadi pria, dan pria jadi wanita adalah sesuatu yang sangat mungkin.
Alat kelamin kini seperti chasing handphone, mudah sekali ditukar dan diganti-ganti. Sungguh gila dan ironis.
Mengapa begitu banyak manusia dimuka bumi ini nekat mau ganti kelami? Transgender sudah mewabah di dunia, termasuk di Indonesia.
"Apalagi dengan diberi ruang LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transjender) di Negara ini, maka makin membuka peluang orang-orang ini untuk berganti kelamin.
Alasannya sih klasik, mereka ingin hak asasinya dilindungi (HAM). Tapi kayaknya kok tidak manusiawi saja, sejak jaman dulu hanya ada Adam dan Hawa dalam kehidupan berumahtangga bukan Adam dan Udin" ujar
Alvi Hadi Sugondo
Tapi dijaman ini ada loh.Wanita bernafsu dengan wanita, pria bernafsu dengan pria dan mereka diperbolehkan menikah.
Tak sedikit pula wanita ingin berganti kelamin jadi pria karena pasangannya itu ternyata gay. Jadi mereka main pedang-pedangan. Atau sebaliknya, berganti kelamin wanita, karena pasangan wanitanya adalah lesbi. Motivasinya mungkin saja ingin punya anak ! Gila !
Operasi ganti kelamin pun dengan mudahnya dilakukan.
Berapa biaya operasi ganti kelamin itu ? Dari data litbank Kompas, tercantum harga operasi ganti kelamin sekitar 30 juta rupiah, itu dilakukan di Thailand.
Seorang pemandu wisata Thailand, Ben namanya, mengaku sudah ganti kelamin sejak 18 tahun lalu. Dan ia mengaku, untuk melakukan operasi ganti kelamin memiliki prosedur yang panjang. Mulai dari tes psikologi, mental hingga medis. Semua diteliti dengan rapi. Apalagi saat proses operasinya,
kadar oksigen dicek, jantung juga dilihat apakah kondisi siap atau tidak.
Bagi yang diabetes, tidak boleh operasi.
Menurut catatan medis, operasi ganti kelamin tidak akan bisa dikembalikan lagi. Oleh karena itu, siapapun yang sudah niat dan akan melakukan niat ganti kelamin itu, harus dipastikan konsekuensi ini, ketika sudah berganti kelamin, tak akan bisa kembali ke kelamin asalnya
Menjadi rumit, karena jika kelamin sudaha berubah, misalnya dari wanita menjadi pria, maka tidak mustahil harus melakukan operasi plastic juga. Kok bisa ? Iyalah, masa jenis kelaminnya lelaki (setelah dioperasi ganti kelamin) saat masuk ke ruang toilet harus ke kamar lelaki, kan wajahnya masih wanita ? Atau sebaliknya.
Jadi, mereka yang akan melakukan operasi ganti kelamin, cenderung akan operasi plastic. Dan ini artinya, mengubah payudara mereka menjadi tidak ada ( jika dari wanita berubah menjadi pria). Makin ribet kan jadinya ? Kami sarankan, jauhi niat ganti kelamin ini, karena selain sangat mahal juga harga yang harus dibayar bukan hanya materi tapi juga harga psikologi dan spiritual (tanggungjawab kepada Tuhan kelak).
"Thailand adalah Negara yang paling direkomendasikan di seluruh dunia untuk operasi ganti kelamin ini, khususnya kaum transjender yang memang sudah niat bulat ingin ganti kelamin. Untuk biaya memang ada yang mencapai 30 juta rupiah, tapi umumnya bisa lebih. Bahkan bisa mencapai 60 juta rupiah. Semua tergantung negosiasi dan tingkat kesulitan di lapangan. Untuk dokternya pun wajib
memiliki 10.000 jam terbang untuk menangani operasi ganti kelamin ini, karena kategori rumit dan penuh resiko" ujar
Alvi Hadi Sugondo
Operasi ganti kelamin adalah pilihan yang sangat buruk, namun hidup ternyata tak selalu bersifat hitam dan putih, ada warna abu-abu diantara keduanya.
Dan sebagai mahluk yang bertuhan, kita kembalikan saja fenomena ini kepada individu masing-masing. Karena kita tak bisa menghakimi mereka, cukup Tuhan sajalah yang akan menilai, apakah perbuatan ini menyalahi kodrat atau ada pemaafan Tuhan karena suatu hal. ***