BERITA BERMANFAAT UNTUK PERLUAS WAWASAN ANDA

Update wawasan perbendaharaan berita terkini Anda, ambil hikmah untuk kehidupan yang jauh lebih baik. Setiap berita punya cerita, selalu pelajari ada apa dibalik peristiwa. Siapa tahu berita itu bisa menimpa diri Anda.

SETIAP BERITA PUNYA WARNA DAN CERITA

Berita itu guru yang tersembunyi. Setiap berita puynya warna tersendiri, secara gris besarnya hanya ada dua warna, HITAM DAN PUTIH. Tak jadi masalah apa warna berita itu, yang terpenting kita bisa belajar dari apa yang terjadi

BERITA MENJADI GURU TERBAIK KEHIDUPAN

Berita itu penting dan perlu, karena mengajarkan pada diri kita untuk selalu bersyukur dan bersabar. Hidup ini memang perjuangan. Tidak mudah tapi juga tidak mustahil. Berita adalah pengalaman, dan pengalaman adalah guru terbaik kehidupan

BERITA MEMBUAT DIRI KITA BIJAKSANA DAN SEMAKIN INTROSPEKSI DIRI

Semakin banyak Anda belajar dari berita kehidupan, semakin sukses dan bijaksana hati Anda. Orang yang tak mau membaca berita itu sama saja tak mau mengambil pelajaran pengalaman orang lain. Banyak baca berita dan ambil manfaat terbaiknya, hikmah.

MAKIN RAJIN BACA BERITA, SEMAKIN MENGERTI ARTI KEHIDUPAN INI

Berita dalam portal berita ini adalah penting dan perlu untuk Anda. Berita membuat kita makin percaya bahwa hidup itu bak roda pedati. Kadang kita diatas kadang kita dibawah. Mereka sedang dibawah, pelajari dan kita yang masih diatas, waspadalah.

Minggu, 17 April 2016

ALVI HADI SUGONDO " MERASA BENAR ITU SALAH, DAN MERASA SALAH ITU BENAR … MANA YANG LEBIH BAIK?"



Alvi Hadi Sugondo berkata, benar dan salah itu sebenarnya persepsi. Sepanjang kebenaran itu bukan berasal dari kitab suci, semuanya bersifat relatif. Ironisnya, kebanyakan kita terjebak dalam perdebatan yang bersifat relatif, hingga sulit mendapatkan kebenaran yang prinsip.
 
Alvi Hadi Sugondo menambahkan, Jika ada pasangan berdebat tentang suatu pendapat, mereka hanya terjebak dalam lingkaran pendapat yang cenderung kurang sehat. Pada ujungnya adalah terjebak dalam emosi yang saling sikat, akibat beda pendapat.

Menurut Alvi Hadi Sugondo, Perbedaan adalah persamaan yang tertunda. Sepanjang persepsi belum teruji dalam proses komunikasi, maka perbedaan akan selalu bermunculan. Itulah kebenaran subjektif banyak orang, sumber permasalahan dan pertengkaran.

Dari satu sisi, kebenaran subjektif  itu sangat nyata dan memiliki nilai benar dimata orang yang bersangkutan, namun jadi salah jika dimata orang lain. Demikian sebaliknya, kebenaran subjektif orang lain, bisa jadi sesuatu yang salah dimata kita sendiri.

"Benar salah dalam skema kebenaran subjektif adalah kebenaran yang relatif. Jadi, alangkah baiknya kita hentikan kata benar salah disini. Karena semua jenis kebenaran tersebut tak akan pernah ada titik temu, jadi sebaiknya jangan dibahas secara panjang kali lebar, nanti hasilnya sama dengan perdebatan yang berakhir pada pertengkaran" ujar Alvi Hadi Sugondo

Bagaimana solusi untuk menghadapi kebenaran relatif ini? 



Sebenarnya sangat sederhana. Kebenaran relatif itu seperti selera warna. Kita suka warna merah, sementara yang lain ada yang suka warna biru, ungu, hijau dan bahkan kuning. Semua adalah selera masing-masing.

Pun dengan kebenaran relatif  atau subjektif. Jadikan kebenaran tersebut sebagai kebenaran yang melekat pada individu masing-masing dan biarkan mereka berpegang pada kebenaran mereka itu. Tak ada yang salah dalam hal memegang kebenaran subjektif.

Yang menjadi kesalahan jika kita memaksakan perbedaan ke dalam kebenaran pribadi. Contoh, kita meyakini bahwa ilmu marketing itu soal bagaimana menguasai pasar. Sementara teman kita berbeda pendapat, ilmu marketing itu ilmu yang mempelajari tentang strategi penjualan.

Ini sama seperti kisah tiga orang buta yang sama-sama memiliki pengalaman memegang kuda. Orang buta pertama memegang kepala kuda dan bercerita bahwa kuda itu berbentuk panjang, ada rambutnya, berhidung besar serta memiliki gigi yang kuat. Sementara orang buta kedua kebetulan memegang ekornya hingga ia menggambarkan kuda seperti ular, dan yang ketiga memegang perutnya hingga kuda seperti manusia.

"Apa yang dikatakan ketiga orang buta itu semuanya ada benarnya, karena mereka sudah memiliki pengalaman memegang kuda, namun menjadi kesalahan jika ia menggambarkan kuda dari satu bagian saja" ujar Alvi Hadi Sugondo

Itulah ilustrasi kebenaran subjektif yang sedang kita bahas ini. Jadi solusi untuk mengadapi perbedaan pendapat tentang kebenaran subjektif ini adalah membiarkan pendapat orang tersebut sebagai kebenaran yang subjektif tanpa harus kita perdebatkan atau tentang sambil kita belajar dari mereka tentang kebenaran yang selama ini kita yakini sebagai penyempurna. 

Jadi, kata mutiara “ Merasa salah itu benar dan merasa benar itu salah” setididaknya ada benarnya dan juga ada salahnya juga. Yang terpenting bukan benar salah, tapi apakah kita bisa menjadikan perbedaan itu sebagai proses menuju persamaan, dan untuk menuju ke titik itu diperlukan waktu yang lebih lama lagi agart kebenaran hakiki menjadi lebih matang. 

Akhir kata, teruslah belajar mendalami makna kehidupan. Karena kita tak akan pernah tahu, sebaik apa kualitas kehidupan kita di masa akan datang jika berpuas diri belajar disaat ini. 

Jadi, jangan sikapi hidup ini dengan merasa benar atau salah , tapi gantilah dengan semua akan terungkap dalam proses waktu dimasa depan. Selamat menyelami kebenaran subjektif kita masing-masing, dan selalu hargai kebenaran subjektif orang lain. Bersama kita bisa.


http://karyapratama.co.id

Selasa, 12 April 2016

ALVI HADI SUGONDO "CARA MUDAH MENGUSIR KEBOSANAN SAMBIL MENINGKATKAN KESENANGAN"



Alvi Hadi Sugondo berkata, bosan adalah penyakit mental yang mematikan. Kita semua pasti pernah merasa bosan. Tapi justru itulah khabar baiknya, karena itu pertanda anda orang yang kreatif. Oreanga bosan juga memiliki tanda bahwa anda bersifat mudah berkembang.

Alvi Hadi Sugondo menambahkan, Bayangkan jika anda tak memiliki sifat bosan, pasti akan cenderung terpaku pada apa yang anda kerjakan saat ini dan akan selamanya seperti ini. Tak ada inisiatif untuk berkembang atau berubah kea rah yang lebih baik.



Menurut Alvi Hadi Sugondo, bosan adalah isyarat dari dalam diri bahwa anda harus berubah. Sistim dalam diri akan berbunyi dan butuh tindakkan yang cepat agar anda tidak rusak. Bosan itu ketiadatertarikkan pada sesuatu, jadi lihatlaha pada hidup kita apakah kita sedang bosan?

Kunci mengurangi rasa bosan bahkan melenyapkannya adalah dengan cara melakukan kegiatanyang bervariasi dan menyenangkan. Ini soal ide hidup yang membuat anda makin hidup. 

Ubahlah cara berpikir anda untuk terus belajar sesuatu yang baru. Pelajari hobi baru, buku baru, seminar baru, lokasi wisata baru, bisnis baru hingga teman baru. Ini soal sesuatu yang berbeda, dan harus menjadi kebiasaan untuk terus berubah.

Bosan itu pertanda bahwa anda sehat. Jadi, ketika rasa bosan itu datang, ubahlah sesuatu yang bisa diubah. Lakukan cara itu dan lihat hasilnya. Hidup tak akan bosan lagi. 

Kesimpulannya, perbanyak variasi hidup. Apakah ruang kerja anda diubah menjadi lebih kreatif, atau cara anda berpakaian, melakukan hobi baru yang lebih menyenangkan, bertemu orang baru ata apapun itu. Cobalah maka bosan akan menghilang.

http://karyapratama.co.id

Jumat, 08 April 2016

ALVI HADI SUGONDO "INDERA KE ENAM, ANTARA MITOS DAN FAKTA KEHIDUPAN"



Alvi Hadi Sugondo berkata, enarkah setiap manusia sudah tertanam indera ke enam sejak lahir, selain lima indera yang sudah aktif? Jawaban itu harus anda simpan dulu sebelum selesai membaca keterangan dibawah ini, jika anda sudah tahu jawabannya, tapi jika belum, saatnya untuk mencari tahu.

Menurut Alvi Hadi Sugondo, fakta membuktikan, bahwa manusia adalah mahluk yang paling sempurna diantara mahluk ciptaan Tuhan lainnya. Fakta juga berkata bahwa manusia itu mahluk yang sangat kompleks, rumit, canggih hingga brillian, tapi hanya kurang dari 1% orang yang bisa memanfaatkan semua keunggulan potensi manusia itu sebanyak 99%. 

Alvi Hadi Sugondo menambahkan, pada kenyataannya, kita itu lebih besar dari pada apa yang kita pikirkan. Otak kita luar biasa cerdas, canggih dan super intuitif. Namun kendati kita tak tahu cara kerja otak tapi tetap saja fungsinya berjalan, walau tidak 100%.
Indera manusia memang ada 5, itu yang paling dasar. Namun ada indera lain yang tak terlihat mata bernama indera ke enam. Indera ini oleh banyak ahli psikologi menyebutnya indera batin. Bagi kalangan rasional, indera ini kurang mendapat perhatian, karena orang rasional cenderung berpikir fisikal (secara fisik).  Jika tak terlihat tidak perlu difokuskan. 

Bagaimana cara agar kita yakin bahwa kita memiliki indera keenam?

Tuhan Maha Kasih dan Sayang, Dia tak hanya mengkaruniai 5 indera dasar saja untuk kita hidup, tapi juga melengkapi indera ke-6 untuk menghayati kehidupan. 

"Indera ke lima kita digunakan untuk menjaga agar kehidupan kita tetap langgeng ( survive ). Mulai dari indera penglihatan (mata), indera perasa (lidah) , indera peraba (kulit), indera pendengaran ( telinga) dan indera penciuman (hidung), semua berhubungan dengan dunia fisik. Karena itu, indera kelima kita lebih kearah pemenuhan kebutuhan fisik saja (hidup)" ujar
Alvi Hadi Sugondo

Berbeda dengan indera keenam. Indera ini adalah indera batin, indera yang bisa merasakan sesuatu yang bersifat abstrak. Indera yang juga berfungis untuk menghayati kehidupan ini hingga punya makna. Apa misalnya ? Pikiran, perasaan, nilai hidup, filosofi serta gambaran-gambaran visual yang bersifat batin. 

Banyak yang berkeyakinan bahwa indera keenam itu klenik dan lebih bersifat metafisik. Itu tak sepenuhnya salah juga tak sepenuhnya benar. Jika kita mau jujur, hidup kita meliputi alam fisik dan metafisik. Dna indera ke enam ini adalah pintu dari alam fisik menuju alam metafisik.

Bukankah manusia itu mahluk fisik yang juga bersifat ruhani? Artinya apa? Artinya, kita terbuat dari bahan fisik tapi kita dihidupkan dari sesuatu yang bersifat ruhani, yaitu ruh. Karena itu, di samping ada indera fisik, juga pasti ada indera ruhani yang bernama indera ke enam.

Kita tidak akan mengupas indera ke enam dari sisi yang bersifat teknis, tapi lebih ke arah sisi gambaran umum. Bahwa indera ke enam itu memang ada, dan harus kita terima sebagai kenyataan. Dari pada menolak kebenaran ini, alangkah lebih baiknya memanfaatkan indera ini untuk kesuksesan dan kebahagiaan kita. 


"Intuisi adalah salah satu bukti yang meyakinkan bahwa kita memiliki indera ke enam. Apakah intuisi itu? Intuisi adalah penginderaan diluar indera ke lima yang bekerja secara mandiri yang bersumber dari kemampuan ruhani untuk mendeteksi lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan metafisik (alam ruhani, masa lalu dan masa depan)" ujar Alvi Hadi Sugondo

Jika hati kita bersih, tubuh eteris kita tidak dikotori oleh hawa nafsu kebinatangan, maka kekuatan intuisi kita sangat peka. Intuisi bisa membaca pikiran orang lain, kejadian masa akan datang serta bisikan dari mahluk yang lebih tinggi tingkatannya, seperti malaikat dan mahluk ruhani lainnya.

Tolong jangan berpikir klenik, karena kita sedang membahas sesuatu yang ilmiah, walau bersifat ruhani (non fisik). Gelombang pikiran itu metafisik, karena tidak terlihat, tapi bisa termasuk dalam ilmu fisika. Pun gelombang pikiran, tidak terlihat, bukan berarti itu takhayul atau klenik kan?
Intuisi itu sesuatu yang sangat menarik untuk kita kupas, karena itulah bagian dari indera ke enam yang sedang kita bahas ini. Tolong dipahami, intusi itu hasil dari pembacaan gelombang pikiran atau energy, dari lingkungan luar menuju lingkungan dalam kita ( indera ruhani).

Misalnya, jika kita menerima suara batin dari lingkungan luar, itu adalah indera ruhani (telinga ruhani) yang menerima suara tersebut, bukan telinga fisik kita. Atau saat kita dilihatkan impian yang sangat jelas tentang sesuatu mimpi, lalu tiba-tiba gambaran itu jadi kenyataan, itu adalah gambaran dari luar (masa depan) yang diterima oleh mata batin kita.  Itulah contoh intuisi ini.

Jadi, intuisi adalah proses penerimaan indera ruhani yang berasal dari lingkungan luar menuju ke kesadaran batin kita melalui indera ruhani ( antena batin). Tak ada yang klenik di penjelasan ini, kan?

Orang sukses sangat paham pengetahuan ini, dan mereka secara diam-diam menggunakannya. Ia menggunakan indera ke enam untuk segala hal, mulai dari pengambilan keputusan, proses rekrutmen hingga memilih potensi bisnis yang lebih menguntungkan. Semua di lakukan melalui kombinasi antara analisa rasional dengan kecerdasan intusi.

Jika memang manfaat intuisi atau indera ke enam itu sangat besar, dan nyata, mengapa anda tidak mencobanya? Sebenarnya kemampuan intuisi itu mudah kita gunakan,d an sering kali tanpa kita sadar sudah menggunakannya.

Contoh yang paling sederhana adalah menganalisa seorang yang baru anda temui. Intuisi anda akan membaca orang tersebut dari dimensi batin, sementara pemikiran rasional anda dari sisi fisik. Ini kombinasi yang saling menyempurnakan. 

Kapan lagi belajar memanfaatkan indera ke enam jika tidak sekarang, karena potensi dan manfaatnya sangat besar bagi kehidupan. Ayo, kita mulai belajar sejak sekarang, dan petik hasilnya kemudian.  



   

http://karyapratama.co.id